Senin, 20 Desember 2010

Damar Tebok






Mendaki Bukit Agathis





Menuju Bukit Dammar

Tim Ekspedisi Damar.


(Foto Bersama TIM Ekspedisi Damar ,dari kanan Pak Arif (saya sendiri hehehe...), Pak Sumadan Ketua Adat (Tumenggung) Suku Keluas, Pengkalang (Istilah pembawa barang di Kalimantan Barat). Yang memfoto Pak Ikhsan (pegawai dinas PU kab.Sintang yang merupakan keturunan Raja Keluas dan perduli dengan Alam dan masyarakat suku Keluas)

Dengan susah payah akhirnya sampai di hulu sungai Keluas yang merupakan salah satu hulu sungai Pinoh. Istirahat dulu, minum air sungai bak air Aqua. Karena setelah ini kita menuju bukit ke Lima untuk beristirahat di Tenda, hari sudah menunjukan Jam 3. Wuihhh sungguh medan berat buat kita.
Akhirnya kita sampai di bawah bukit ke lima, di bawah meranti tua yang besarr ini kita mendirikan tenda pertama untuk bermalam.Waktu sudah menunjukkan jam 16.30.
Di saat yang lain kerja mempersiapkan, aku memilih bersandar, capek minta ampun. Kaki rasanya mau putus. Saya merasa heran sama 2 orang kawan saya dari suku keluas ini. Kaki mereka, ototnya seperti dari kawat, gak capek sama sekali. Benar-benar hebat orang ini.








BERBURU HARTA DALAM RIMBA


Menuju Bukit Mang (Hutan Damar Mata Kucing, dan Agathis Borneensis)


Memulai masuk hutan rimba, ada 7 bukit yang di daki, jadi kita start jam 6 pagi. Di bukit pertama didominasi hutan bambu, jenis-jenis pohon tengkawang, meranti, dan karet yang di budidayakan oleh masyarakat sekitar.
Bukit ke dua, mulai banyak pohon-pohon meranti besar, pohon ulin, dan jenis meranti lainnya, mulai saya temukan jenis damar batu bombay grade,calcuta grade, damar daging,damar resak, dan damar hitam.Di bukit ini di dominasi damar hitam (damar pakit).

Menuju bukit ke tiga, mulai terlihat damar hitam di pohon, damar ini keluar dengan sendirinya melalui pori-pori pohon, sehingga seperti duri. Tapi sayang karena kameranya di bawa ama bapak Ikhsan yang jauh ketinggalan dibelakang, sehingga tidak sempat mengabadikan damar pakit yang batang pohonnya di sekelilingnya penuh damar hitam. Hanya ini yang bisa di ambil dibatang pohon kecil.
Di bukit ke empat perjalanan mulia menanjak dengan sudut kemiringan 40-75, sungguh butuh tenaga besar.



Sabtu, 18 Desember 2010

JENIS POHON DAMAR

Suku Dipterocarpaceae dan jenis-jenisnya yang mengeluarkan Damar

Suku Dipterocarpaceae merupakan jenis pohon yang mengeluarkan dammar,berikut adalah jenis-jenis pohon yang ada damarnya.

1. Anisoptera costata Korth (Mersawa daun lebar).

Tanda khas dari jenis ini adalah daun agak besar, permukaan bawah berwarna

kuning suram dan berbulu.

Habitus pohon besar mencapai tinggi 45 m, diameter dapat mencapai 130 cm,

dengan atau tanpa banir. Batang berwarna coklat sampai kelabu atau kuning

kecoklatan, beralur dangkal dan sedikit mengelupas kecil-kecil, kulit hidup berwarna

kuning sampai merah tua. Damar berwarna putih sampai hitam kebiruan,

merupakan salah satu dari damar mata kucing. Daun berbentuk bulat telur terbalik

sampai segi empat memanjang, panjang sekitar 10 – 14 cm, lebar 6 – 8 cm, tulang

daun sekunder berjumlah 8 – 27 pasang, susunan urat daun seperti tangga atau

jala. Tangkai daun 2,5 – 4 cm.

Di Indonesia terdapat di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Tempat tumbuh

didalam hutan primer pada dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.


2. Anisoptera grossivenia Sloot (Mersawa kenyau).

Tanda khas adalah mempunyai tajuk bagus, dari bawah sangat terang berwarna

kuning cerah atau kuning emas.

Habitus pohon, tinggi mencapai 40 m, diameter mencapai 150 cm, banir kadang

dapat mencapai 2,5 m. Batang berwarna kelabu kekuningan atau kelabu

kecoklatan, beralur dan mengelupas kecil-kecil, kulit hidup berwarna kuning sampai

coklat. Damar warnanya bervariasi dari keputihan, kehijauan, hijau muda, hijau

kekuningan atau kuning. Daun bentuk bulat telur terbalik atau hampir segi empat,

panjang kurang lebih 9 – 12 cm, lebar 3 – 4 cm, ujung meruncing, pangkal

membulat, helai daun hampir kaku. Urat daun sekunder berjumlah sekitar 20

pasang, urat daun tersier bentuk jala. Tangkai daun panjang 1,5 – 2 cm. Bunga

warna kuning dan sangat harum.

Tempat tumbuh di Kalimantan dalam hutan primer atau sekunder pada tanah

berpasir, liat pasir berawa, liat berpasir, pada dataran rendah atau berbukit-bukit,

pada ketinggian 5 – 250 m dpl.


3. Anisoptera marginata Korth (Mersawa tenam).

Sifat khasnya adalah daun pada perukaan bawah berwarna kuning terang, daun

agak halus.

Habitus pohon sangat besar, tinggi mencapai 45 m, diameter mencapai 135 cm,

berbanir atau tidak, tinggi banir dapat mencapai 1,5 – 3 m. Batang berwarna keabu-

abuan, beralur dangkal, mengelupas kecil dan mengandung sedikit damar, kulit

hidup warna kuning keputihan atau coklat muda. Daun bentuk bulat telur

memanjang, panjang 5 – 12 cm, lebar 2,5 – 6 cm, mempunyai 12 – 14 pasang urat

daun sekunder, urat daun tersier bentuk jala, halus. Tangkai daun ± 1,5 – 2,5 cm.

Penyebaran alami di Indonesia meliputi Sumatera, Bangka, Bengkalis, Kalimantan.

Mendominir hutan-hutan primer, rawa-rawa, tanah kering, pada dataran landai atau

berbukit-bukit, ketinggian antara 1 – 100 m dpl. Tumbuh berdekatan satu sama

lain.


4. Dipterocarpus caudiferus Merr (Keruing andri).

Ciri khas adalah ujung daun meluncip agak panjang. Pohon besar, tinggi 45 m,

diameter 90 cm, berbanir setinggi 1,5 – 2 m. Kulit luar berwarna abu-abu

kecoklatan, mengelupas besar-besar, kulit hidup berwarna coklat muda atau abu-

abu atau kuning. Damar berwarna kuning atau putih. Daun bentuk jorong yang

memanjang, panjang 12 – 17 cm, lebat 7 – 9 cm, ujung daun lancip menyerupai

ekor dengan panjang 3,5 – 4,5 cm, urat sekunder berjumlah 10 – 18 pasang pinggir

daun agak bergelombang. Tangkai daun panjang ± 2 cm.

Tempat tumbuh dalam hutan primer, didarat yang tidak digenangi air, pada

ketinggian 3 – 100 m dpl, tumbuh berkelompok. Daerah penyebaran di Kalimantan.


5. Dipterocarpus crinitus Dyer (Keruing bulu).

Ciri khas berdaun agak kecil, bentuk bulat telur atau jorong dan berbulu kasar pada

kedua permukaan.

Pohon besar, tinggi mencapai 45 m, diameter mencapai 120 cm, berbanir, tinggi

banir sampai 3,5 m. Batang lurus, kulit luar warna abu-abu atau coklat, mengelupas

besar-besar, kulit hidup berwarna coklat muda atau abu-abu atau kuning sampai

kemerahan. Damar berwarna putih sampai kuning muda. Daun bulat telur terbalik

atau jorong, ujung meruncing atau tumpul, pangkal membulat, panjang daun 9 – 15

cm, lebar 5 – 10 cm, berbulu kasar pada kedua permukaan. Urat daun sekunder

berjumlah 12 – 18 pasang. Panjang tangkai daun 2,5 – 3,5 cm. Terdapat di

Sumatera dan Kalimantan, dalam hutan primer, tumbuh pada tempat yang tidak

digenangi air, dipinggir rawa ataupun pada daerah yang berbukit, ketinggian 1 –

100 m dpl.


6. Dipterocarpus elongatus Korth (Keruing pasir).

Ciri khasnya yaitu daun warna kemerahan, urat daun sekunder agak halus, sedikit

menonjol pada permukaan bawah.

Pohon besar, tinggi sampai 48 m, diameter mencapai 120 cm, tinggi banir 2,5 m.

Batang lurus, kulit bewarna abu-abu, mengelupas besar-besar, kulit hidup warna

kuning sampai coklat tua. Damar berwarna putih. Daun bulat telur memanjang

atau jorong memanjang, panjang rata-rata 20-25 cm, lebar 8 – 12 cm, ujung tumpul

atau meruncing, pangkal membulat, urat sekunder berjumlah 20 – 25 pasang,

sejajar agak berdekatan satu dengan yang lain, helai daun berlipat diantara urat-

urat daun. Tangkai daun besar, panjang ± 3 – 5 cm.

Terdapat di Kalimantan Barat dan Tenggara, dalam hutan primer, pada ketinggian

antara 2 – 50 m dpl.


7. Dipterocarpus kunstleri King (Keruing logan).

Ciri khas, ranting-rantingnya mempunyai semacam cincin yang lebar dan halus

seperti beludru yang terdapat dibawah bekas daun penumpu, berdaun besar.

Pohon besar, tinggi mencapai 45 m atau lebih, diameter 70 cm atau lebih,

berbanir tinggi 1 – 3 m. Batang berwarna abu-abu atau coklat muda, biasanya

tidak beralur, mengelupas kecil-kecil, kulit hidup berwarna kuning muda atau

coklat. Damar berwarna putih atau kuning muda. Daun bentuk bulat telur atau

jorong, panjang 15 – 30 cm, lebar 10 – 20 cm, ukuran bervariasi, agak tipis,

ujung dan pangkal membulat atau meruncing, permukaan atas daun muda

berbulu tebal mengkilap, daun kering berwarna coklat, urat sekunder berjumlah

15 – 20 pasang. Panjang tangkai daun 3,5 – 5 cm, warna coklat atau hitam.

Tumbuh dalam hutan primer, pada dataran rendah, ketinggian 5 – 400 m dpl,

terdapat di Sumatera dan Kalimantan.


8. Dipterocarpus verrucosus Foxw. Ex Sloot (Keruing gunung)

Ciri khas jenis ini adalah batang kekuningan, ranting pucat, daun kecil, buah

berkutil.

Pohon besar, tinggi sampai 45 m atau lebih, diameter 70 cm, berbanir tinggi ± 2,5

m. Batang tegak, kulit luar warna abu-abu kemerahan atau kuning kecoklatan,

mengelupas besar-besar, kulit hidup berwarna kuning muda atau kemerahan.

Damar berwarna putih atau merah muda. Daun bulat telur memanjang, atau

jorong, panjang 7 – 12 cm, lebar 3 – 7 cm, halus, tidak berbulu, pinggir daun

sedikit bergelombang, urat sekunder berjumlah 9 – 12 pasang. Tangkai daun

membengkok dan membengkak di ujung.

Tumbuh pada hutan primer dan sekunder tua, pada ketinggian 10 – 100 m dpl.,

tumbuh tersebar. Terdapat di Sumatera dan Kalimantan.


9. Dryobalanops aromatica Gaerth (Kapur singkil).

Ciri khas adalah batang berwarna coklat kebiruan, tajuk berdaun lebat, kulit kalau

dilukai berbau kapur barus, daun kecil, bulat telur, berujung runcing, kalau

diremas bau aromatis.

Pohon tinggi mencapai 48 m, diameter 70 cm atau lebih, berbanir setinggi ± 2 m.

Batang sedkit beralur, mengelupas besar, kulit hidup berwarna kuning sampai

merah. Damar berwarna putih jernih. Daun kecil, panjang sekitar 6 – 10 cm,

lebar 4 – 6 cm, daun kering berwarna kemerahan, urat sekunder sangat halus,

sejajar sangat rapat, hampir tidak kelihatan.


10. Dryobalanops lanceolata Burck (Kapur tanduk).

Pohon, tinggi sampai 50 m, diameter 100 cm atau lebih, berbanir. Batang

berwarna abu-abu kecoklatan sampai merah tua atau kadang agak kehitaman,

kulit hidup berwarna coklat atau kuning kemerahan. Damar berwarna putih.

Daun bentuk lonjong memanjang, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang

12 – 16 cm, lebar 2,5 – 4 cm, agak tipis. Tangkai panjang 1 – 1,5 cm. Tumbuh

di Kalimantan, dalam hutan primer, pada dataran rendah atau perbukitan sampai

150 m dpl.


11. Dryobalanops oblongifolia Dyer (Kapur petanang).

Pohon, tinggi 15 – 40 m, diameter sampai 70 cm atau lebih, berbanir. Batang

berwarna abu-abu sampai coklat tua, mengelupas besar-besar, beralur, kulit

hidup warna kuning atau coklat muda. Damar warna putih. Daun lonjong atau

bulat telur memanjang, panjang 6 – 8 cm, lebar 2 – 3 cm, ujung meruncing,

panjang akumen (ujung daun) ± 1 cm, pangkal membulat, permukaan atas

mengkilap, urat sekunder sangat halus, hampir sejajar dan rapat. Tangkai

pendek dan tebal, panjang ± 1 cm.

Terdapat di Kalimantan, dalam hutan primer, dataran rendah, ketinggian sampai

50 m dpl, tumbuh berkelompok.


12. Hopea celebica Burck (Balau mata kucing).

Merupakan jenis endemik di Sulawesi. Habitus pohon, tinggi 40 m, diameter 100

cm, kadang berbanir. Batang berwarna sawo matang atau hitam kelabu, beralur

banyak, mengelupas kecil-kecil, kulit hidup berwarna putih sampai merah muda

kekuningan. Damar berwarna putih sampai kuning pucat. Daun bulat telur atau

jorong memanjang, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang daun 15 – 20

cm, lebar 6 – 8 cm, sedikit mengkilap, sedikit kaku, urat sekunder 8 – 12 pasang,

melengkung pada pinggir daun, kadang terdapat kelenjar (domatis) pada ketiak

sekunder. Tangkai daun besar, panjang 1 – 2 cm.

Tumbuh dalam hutan primer, ketinggian dibawah 500 m dpl.


13. Hopea gregaria Sloot (Balau pooti).

Pohon, tinggi 35 m, diameter 70 cm, berbanir. Batang lurus, kulit hidup warna

putih atau coklat kekuningan, kulit luar hitam kecoklatan, beralur dangkal. Damar

jernih berwarna putih sampai kekuningan. Daun bulat telur memanjang atau

lonjong, berukuran panjang 10 – 14 cm, lebar 4 – 6 cm, ujung meruncing,

pangkal membulat, agak kaku, permukaan atas mengkilap, bila kering berwarna

coklat atau hijau kecoklatan, urat daun sekunder 8 pasang, kadang terdapat

domatia. Tangkai daun ± 1 cm.

Penyebaran di Sulawesi. Tumbuh dalam hutan primer, pada dataran rendah atau

perbukitan, ketinggian antara 20 – 300 m dpl.


14. Shorea bracteolata Dyer (Damar kedontang).

Pohon, tinggi 15 – 40 m, diameter mencapai 100 cm atau lebih, berbanir. Batang

berwarna coklat kelabu, beralur dan mengelupas, kulit hidup warna kuning muda

sampai kuning tua. Damar warna jernih atau kuning jernih. Daun bentuk

lonjong, panjang 8 – 11 cm, lebar ± 3,5 cm, ujung meruncing, pangkal membulat,

simetris, urat sekunder 12 – 15 pasang, urat tersier tidak begitu jelas. Tangkai

daun panjang 1 – 2 cm.

Terdapat di Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, tumbuh dalam hutan

primer, pada ketinggian sampai 700 m dpl.


15. Shorea faguetiana Heim (Damar siput).

Ciri khas mempunyai batang berwarna kemerahan, daun tua tipis dan licin, daun

kering warna coklat tua, kalau rontok menggulung.

Pohon, tinggi 20 – 60 m, diameter sampai 130 cm, berbanir. Batang berwarna

coklat, beralur dan mengelupas kecil-kecil, kulit hidup warna sawo matang atau

kuning. Damar warna sawo matang sampai kehitaman. Daun bulat telur

menyempit kearah ujung, pangkal sering tidak simetris, jumlah urat sekunder 8 –

10 pasang, daun muda warna merah tua. Tangkai daun ± 1 cm.

Daerah penyebaran meliputi Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan.

Tumbuh dalam hutan-hutan primer, ketinggian antara 4 – 700 m dpl.


16. Shorea gibbosa Brandis (Damar buah).

Ciri khasnya adalah ranting yang kering bergaris dan berwarna coklat kemerahan.

Pohon, tinggi 17 – 48 m, diameter mencapai 125 cm, berbanir. Batang berwarna

coklat tua, beralur, mengelupas meninggalkan bekas, kulit hidup berwarna coklat

atau oranye. Damar berwarna hitam atau kuning. Daun hampir mirip Shorea

faguetiana, tetapi sedikit lebih besar, pangkalnya simetris, helaid daun pada urat

primer dan sekunder permukaan atas melekuk ke dalam. Bunga berwarna putih

dengan bintik-bintik merah.

Terdapat di Semenanjung Malaya, Sumatera, Bangka dan Kalimantan, tumbuh

dalam hutan primer, ketinggian antara 5 – 500 m dpl. Pada umumnya terpencar.


17. Shorea glauca King (Balau bunga).

Ciri khas mempunyai daun berbentuk bulat telur memanjang atau lanset, licin

agak tipis, permukaan bawah berwarna hijau kebiruan.

Pohon, tinggi 20 – 50 m, diameter sampai 110 cm, berbanir. Batang berwarna

coklat kemerahan, beretak dan mengelupas berbentuk sisik, kulit hidup berwarna

kuning sampai kuning pucat. Damar warna hitam atau kuning. Daun sangat

bervariasi, ukuran rata-rata 4 x 10 cm, daun kering warna coklat kemerah-

merahan, urat sekunder berjumlah 7 – 9 pasang, urat tersier halus, sejajar satu

sama lain. Tangkai daun 1,5 – 2,5 cm. Bunga berwarna putih.

Terdapat di Semenanjung Malaya, Sumatera, tumbuh dalam hutan primer,

ketinggian berkisar antara 30 – 1200 m dpl.


18. Shorea javanica K.et V (Damar kaca).

Pohon, tinggi 17 – 50 m, diameter sampai 210 cm, berbanir. Batang berwarna

kelabu tua sampai sawo matang, beralur dangkal, sedikit mengelupas, kulit hidup

berwarna kuning. Damar berwarna kelabu putih atau kuning putih. Daun agak

tebal, bentuk jorong atau bulat telur memanjang, panjang 8 – 15 cm. Lebar 4 – 7

cm, ujung sedikit meruncing, pangkal sedikit melekuk atau tumpul, helaian daun

muda berbulu, urat sekunder berjumlah 16 – 24 pasang, lurus sampai pinggir

daun. Tangkai panjang 1,5 – 2,5 cm.

Terdapat di Sumatera dan Jawa, tumbuh dalam hutan primer atau pada tempat-

tempat bertanah liat, berpasir atau berbutu, ketinggian 3 – 700 m dpl.


19. Shorea koordersii Brandis (Damar tenang).

Pohon, tinggi 20 – 45 m, diameter mencapai 120 cm, berbanir. Batang berwarna

kelabu sampai sawo matang, sedikit beralur, mengelupas kecil, kulit hidup warna

putih, kuning sampai merah muda. Damar warna putih atau putih keruh. Daun

bulat telur sampai lonjong, panjang 6 – 8 cm, lebar 3,5 – 5 cm, ujung menumpul,

pangkal membulat, urat sekunder berjumlah 12 – 14 pasang, permukaan bawah

helai daun berbulu halus. Tangkai daun panjang 1 cm.

Terdapat di Sulawesi dan Maluku, dalam hutan primer, ketinggian antara 15 –

500 m dpl.


20. Shorea maxwelliana King (Balau minyak).

Ciri khas daun kecil, bentuk jorong atau bulat telur memanjang, urat tersier

sangat halus, permukaan bawah sering berwarna keabu-abuan.

Pohon, tinggi 20 – 45 m, diameter mencapai 140 cm, berbanir. Batang berwarna

coklat sampai coklat kemerah-merahan, kulit hidup warna coklat muda sampai

kuning. Damar warna kuning sampai coklat. Daun bervariasi, bentuk bulat telur

sampai jorong, panjang 5 – 7 cm, lebar 2 – 3 cm, urat sekunder berjumlah 7 – 9

pasang, urat tersier sangat halus dan tidak jelas, permukaan daun licin, agak

mengkilap. Tangkai daun panjang 1 – 1,5 cm, berwarna hitam.

Terdapat di Semenanjung Malaya dan Sumatera, tumbuh dalam hutan primer

ketinggian 6 – 700 m dpl, tumbuh terpencar.


21. Shorea multiflora (Burck) Sym (Damar tanduk).

Ciri khasnya daun agak kecil, daun kering permukaan bawah berwarna agak

coklat muda keemasan, buah kecil tidak bersayap.

Pohon, tinggi 20 – 59 m, diameter 100 cm atau lebih, berbanir. Batang berwarna

coklat muda sampai sawo matang, mengelupas kecil atau pecah-pecah, kulit

hidup berwarna coklat muda sampai kuning. Damar berwarna sawo atau hitam.

Daun bulat telur atau jorong, berukuran 7 x 3 cm, ujung lancip, agak bervariasi,

daun kering permukaan bawah berwarna coklat muda keemasan, urat sekunder

berjumlah 7 pasang. Tangkai daun kecil, daun muda warna coklat. Bunga

sangat kecil, bunga tua warna kuning pucat atau hamir putih.

Terdapat di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, tumbuh dalam hutan

primer, ketinggian 5 – 840 m dpl.


22. Shorea acuminatiissima Sym (Damar pakit).

Pohon dapat mencapai tinggi 20 – 50 m, batang bebas cabang 14 – 34 m, dan

diameter mencapai 150 cm, tinggi banir mencapai 3,80 m.

Kulit batang luar berwarna kelabu sampai kelabu kecoklatan atau sawo matang,

kadang ada yang kehitaman, beralur atau mengelupas. Kulit hidup

penampangnya berwarna kuning sampai kuning tua, atau sawo kemerahan.

Damarnya berwarna hitam.

Daun agak tipis, kalau kering biasanya mengkerut, berbentuk ellips memanjang

atau bulat telur memanjang. Panjangnya 7 – 12 cm dan lebar 3 – 5,5 cm.

Ujungnya biasanya sangat runcing, dasarnya agak menumpul, pada permukaan

atas helaian daun tidak berbulu. Tulang daun pendek sedikit agak menonjol,

tidak berbulu. Pada permukaan bawah helaian daun tidak berbulu atau kadang-

kadang terdapar bulu halus yang mudah gugur. Tulang daun primer jelas

menonjol. Tulang daun sekunder 10 pasang melengkung keatas, sedikit

menonjol. Tangkai daun panjangnya kira-kira 1 cm.

Buah berbentuk bulat telur memanjang dengan ujung runcing. Panjangnya kira-

kira 2,5 cm tertutup oleh bulu-bulu halus. Sayap besar panjangnya kira-kira 6

cm, lebar 1 cm, sayap kecil panjangnya kira-kira 3,5 cm, lebar 0,5 cm. Tangkai

buah pendek.

Pohon terdapat di Kalimantan dalam hutan primer pada ketinggian tempat antara

5 – 500 m dpl.


23. Shorea leavis Ridl (Balau tanduk).

Pohon dapat mencapai tinggi 20 – 60 m, batang bebas cabang 10 – 35 m dan

diameter sampai 130 cm. Tinggi banir mencapai 5 m.

Ciri-ciri khas batang berwarna kuning kemerah-merahan, mengeluarkan damar

berwarna kuning kalau sudah kering. Kulit hidup bagian dalam berwarna kuning

cerah. Daun kecil berbentuk bulat telur memanjang. Tulang daun utama yang

masih segar berwarna kuning dan menjadi hitam kalau kering. Mempunyai 12

tulang daun sekunder yang agak halus.

Kulit batang luar berwarna kecoklatan beralur dan mengelupas kecil-kecil. Kulit

hidup berwarna kuning coklat yang kedalam menjadi cerah. Kayu gubal

berwarna kuning atau kuning kecoklatan. Kayu teras berwarna coklat kemerahan

sampai coklat tua. Damar berwarna putih muram atau kuning.

Daun tipis berbentuk bulat telur memanjang berukuran 6 – 9 cm x 3 – 5 cm,

ujungnya memanjang. Pangkalnya agak runcing tidak simetris. Tulang daun

sekunder 10 – 12 pasang. Tangkai daun kira-kira panjangnya 1 cm, berwarna

hitam kalau kering.

Kuncup bunga hampir bulat, garis tengahnya 3 mm. Mahkora bunga memanjang

berwarna putih. Buah bertangkai pendek dan kecil. Panjangnya 1 cm, ujungnya

lancip. Pangkai sayap bersatu dengan pangkal buah. Tiga sayap besar

panjangnya 3 – 4 x 1 cm dan dua sayap lainnya 2,5 cm.

Terdapat di Sumatera dan Kalimantan dalam hutan primer antara 5 – 375 m dpl.


24. Shorea lamellata Foxw (Damar tuman).

Pohon mencapai tinggi 12 – 50 m, batang bebas cabang 8 – 37 m, diameter

sampai 180 cm, banir tingginya sampai 3,5 m.

Ciri-ciri khas daun berbentuk memanjang, berbuluh, mempunyai tulang daun

sekunder yang menonjol dengan jelas.

Kulit batang luar berwarna coklat kehitam-hitaman, beralur dangkal dan sedikit

mengelupas. Kulit hidup berwarna kuning sampai sawo matang. Damar

berwarna kuning sampai putih kotor.

Daun tebal, berbentuk ellips atau bulat telur memanjang 10 – 14 cm. Pada

permukaan bawah tertutup bulu-bulu bintang. Mempunyai 24 pasang tulang

daun sekunder yang menonjol dengan jelas. Ujungnya sedikit meruncing,

pangkalnya tumpul atau membulat, tangkai daun panjangnya 1,5 cm tertutup

oleh bulu halus.

Buah tangkainya sangat pendek. Pada buah yang masih muda tangkai dan

sayapnya tertutup oleh bulu halus. Buah yang tua panjangnya sampai 1,5 cm

mempunyai sayap-sayap besar berukuran 6,5 x 1,5 cm, dan sayap-sayap kecil

panjangnya kira-kira 3,5 cm.

Terdapat di Sumatera dan Kalimantan dalam hutan alam dari 4 – 200 m dpl.


25. Shorea ovalis Bl (Meranti kelungkung).

Pohon mencapai tinggi 45 – 50 m, batang bebas cabang 15 – 30 m, dan diameter

lebih dari 100 cm. Banir mencapai tinggi 2,51 m, lebar 2 m, dan tebal 5 – 15 cm.

Kulit batang luar tebalnya 1 – 2 mm, berwarna coklat tua, beralur banyak tidak

dalam, biasanya tidak mengelupas. Kulit hidup tebalnya 1,5 cm, penampangnya

berwarna kuning atau agak kuning coklat sampai merah, bagian dalamnya

berwarna kuning muda. Kayu gubal berwarna putih atau putih kekuningan. Kayu

teras berwarna merah muda sampai coklat tua. Peralihan dari gubal ke teras

berangsur-angsur. Damar berwarna kuning.

Daun berbentuk ellips atau memanjang, panjangnya 17 cm, lebar 7 cm. Memiliki

20 pasang tulang daun sekunder. Pada ranting yang kering permukaan atas

helaian daun berwarna abu-abu coklat. Tulang daun berbulu jarang. Permukaan

bawah berwarna merah coklat, kadar karena adanya bulu bintang pada urat

daun. Tangkai daun panjangnya kira-kira 1 cm.

Buah berbentuk bulat telur, penuh dengan bulu-bulu halus berwarna keputihan,

ujungnya lancip, tiga sayap agak besar panjangnya 9 cm lebar 1,5 cm. Dua

sayap kecil panjangnya kira-kira 5 cm. Tangkai buah pendek.

Tumbuh di Jawa, Sumatera dan Kalimantan dalam hutan primer antara 5 – 300 m

dpl.


26. Shorea retinode V. Sl (Damar munsarai).

Pohon mencapai tinggi 22 – 55 m, batang bebas cabang 10 – 35 m, diameter

mencapai 180 cm. Banir mencapi tinggi 1,25 m.

Kulit luar batang berwarna kelabu tua sampai sawo tua, beralur dangkal sedikit

mengelupas. Kulit hidup penampangnya berwarna kuning sampai kuning

kemerahan. Kayu gubal berwarna putih sampai kuning kemerahan, kayu teras

berwarna kuning muda sampai kemerahan. Damar berwarna putih atau kelabu.

Daun tebal berbentuk ellips memanjang sampai lanset, panjangnya 7 – 12 cm,

berangsur menjepit, ujungnya meruncing, dasarnya menumpul atau membulat.

Pada permukaan atas helaian daun tidak berbulu, tulang daun primer melekuk

kedalam, biasanya berbulu, daun sekunder tidak jelas. Pada permukaan helaian

daun tertutup oleh bulu halus. Tulang daun primer jelas menonjol, biasanya

berwarna kehitaman. Tulang-tulang daun sekunder ada 16 – 20 pasang, lurus

sampai di tengah, kemudian melengkung ketas, sedikit menonjol. Tangkai daun

panjangnya kira-kira 1,5 – 2,5 cm, berhulu.

Buah agak bulat, besarnya kurang dari 1 cm. Tiga sayap besar panjangnya 4 cm,

lebar 1 cm. Dua sayap kecil panjangnya kira-kira 1,5 cm, lebar 0,2 cm.

Tangkai buah panjangnya kira-kira 0,5 cm.

Terdapat di Sumatera dalam hutan primer antara 30 – 895 m dpl.


27. Shorea virescens Parijs (Damar maja).

Pohon mencapai tinggi 17 – 51 m, batang bebas cabang 11 – 34 m, diameter

mencapai 163 cm. Banir mencapai tinggi 4,80 m.

Kulit luar berwarna kelabu atau sawo sampai sawo matang, beralur dangkal

sedikit mengelupas kecil-kecil. Kulit hidup penampangnya berwarna kuning

sampai sawo, kayu gubal berwarna kuning putih, kayu teras berwarna sawo

merah atau merah muda. Damar berwarna kuning, putih atau kelabu.

Daun agak tebal berbentuk bulat telur terbalik memanjang, panjangnya 7 – 12

cm dan lebar 3 – 6 cm. Ujungnya sedikit meruncing, dasarnya biasanya berlekuk

atau merata. Permukaan atas helai daun licin dan mengkilap tidak berbulu,

tulang daun primer melekuk kedalam kadang-kadang berbulu. Pada permukaan

bawah helai daun biasanya tertutup oleh bulu-bulu sangat halus sekali yang

menjadi gundul kalau daun sudah tua, tulang daun primer jelas menonjol.

Tulang-tulang daun sekunder ada 14 – 21 pasang, lurus sampai dekat pinggir

daun, sedikit menonjol. Tangkai daun panjangnya 1,5 – 2,5 cm.

Buah agak bulat, besarnya bisa sampai 1,5 cm, sayap besar panjangnya 4,5 cm

atau lebih, mempunyai lebar yang hampir sama pada ujung dan pangkalnya kira-

kira 0,8 cm. Sayap-sayap kecil panjangnya 2,5 cm, lebar 0,2 cm. Tangkai buah

biasanya kurang dari 0,5 cm.

Pohon terdapat di Kalimantan dalam hutan primer antara 2 – 600 m dpl.


sumber : www.indonesianforest.com